Panen kina merupakan kegiatan akhir dari teknis budidaya tanaman kina
yang juga menentukan keberhasilan suatu rangakaian agribisnis tanaman
kina. Pemanenan yang baik yang meliputi waktu dan cara panen akan
menentukan kualitas hasil kina. Pengolahan pasca panen tanaman kina juga
akan membantu menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas kina yang
dihasilkan.
1. Ciri dan Umur Panen
Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit
batang, dahan, cabang dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat
tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum tebangan), dengan bagian yang
terkecil yang diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih 1 cm.
Ranting yang diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat
(SQ) yang rendah, dan biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman
yang siap panen untuk panen cara tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk
panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 dan 24 tahun dengan
jumlah tanaman yang dicabut untuk masing-masing penjarangan adalah
12,5% dari total tanaman.
2. Cara Panen
1) Cara penebangan
Tanaman kina ditebang hati-hati dengan gergaji pada ketinggian 20-30 cm
dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45 derajat. Batang
kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter. Kulit kina
dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen tebangan pertama
disebut Stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas baru,
dan dipelihara maksimum 4 tunas untuk dipanen berikutnya. Penen
berikutnya disebut stumping 2 dst. Setelah 4 kali stumping tanaman
dibongkar. Panen tebangan yang baik pada awal musim penghujan, hindari
terik matahari.
2) Cara penjarangan
Dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam persentase
yang telah direncanakan. Pemilihan tanaman yang akan dibongkar
tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan
dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara
rata-rata.
3. Periode Panen
Pemanenan biasanya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat dilakukan
pemangkasan cabang dan ranting dan pemangkasan batang utama. Pemanenan
dilakukan pada ranting/cabang yang telah memenuhi ukuran standar yaitu
lebih dari 1cm (diameter). Pemanenan sebaiknya dilakukan saat musim
kemarau pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengelola hasil
panen secara langsung terutama masalah pengeringan. Untuk menghindari
cemaran cendawan karena kadar air yang tinggi pada kulit batang maka
sebaiknya setelah panen/pengulitan segera dilakukan pengeringan dengan
jalan menjemur di bawah terik matahari.
4. Penyortiran Basah dan Pencucian
Batang yang akan diambil kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yang
teduh. Cabang dan ranting dipotong tepat pada pertautan cabang dengan
batang, Cabang atau ranting yang ukuran garis tengahnya di atas 1 cm
dibersihkan dari ranting kecil dan daun-daun. Setelah itu batang
tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40 - 50 cm untuk
diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air
bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan
sekali atau dua kali lagi Hindari pencucian yang terlalu lama agar
kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam
air. Pemakaian air sungai harus dihindari karenadikhawatirkan telah
tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah
pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar
sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan
dalam wadah plastik/ember.
5. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari
atau alat pemanas/oven. Pengeringan kulit batang dilakukan selama
kira-kira 2 - 3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering,
pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit batang
harus dibolak-balik kirakira setiap 4 jam sekali agar pengeringan
merata. Lindungi bahan tersebut dari air, udara yang lembab dan dari
bahan-bahan yang bisa
mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50°C -
60°C. Kulit batang yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan
alasi dengan kertas koran dan pastikan bahwa tidak saling menumpuk.
Setelah pengeringan, timbang jumlah yang dihasilkan.
6. Penyortiran Kering.
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang dikeringkan dengan
memisahkannya dari benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang
jumlah bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
7. Pengemasan
Setelah bersih, bahan yang kering dikumpulkan dalam wadah yang bersih
dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat berupa kantong
plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang
menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode
produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
8. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi
30°C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor,
terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan
yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar
matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar