Sabtu, 31 Oktober 2015

Farmakognosi

CINCHONAE   CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                 : Cinchonae extractum
Perbedaan                           :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.

Jenis kina

Jenis Dan Manfaat Tanaman Obat Kina ( Chinchona Spp. )

Jenis Kina

Dari sekian banyaknya spesies kina di Indonesia, hanya 2 spesies yang penting yaitu C. succirubra Pavon (kina succi) yang dipakai sebagai batang bawah dan C. ledgriana (kina ledger) sebagai bahan tanaman batang atas..Klon-klon unggul yang dianjurkan adalah antara lain: Cib 6, KP 105, KP 473, KP 484dan QRC. C. calisaya Wedd. (kina kalisaya) juga banyak dikenal dan ditanam oleh masyarakat.

Manfaat Kina

Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.

Sediaan farmasi kulit kina

Infusa

Infusa (infus)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90c selama 15 menit.
                        
Cara pembuatan
Dengan cara perebusan. Dipanaskan di atas penangas aie selama 15 menit dengan suhu 90c. Sesekali diaduk. Lalu diperas menggunakan kain flanel selagi panas. Tambahkan air panas secukupnya.
Hal hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus :
ü  Jumlah simplisia
ü  Derajat halus simplisia
ü  Banyaknya air ekstra
ü  Cara menyerkai
ü  Penanbahan bahan bahan lain ditunjukan untuk menambah kelarutann menambah kestabilan dan untuk menghilangkan zat zat yang menyebabkan efek lain.
Jumlah simplisia
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat sengan menggunakan 10% simlisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah simplisia seperti tertera:
Kulit kina                    6 bagian
Daun digitalis              0,5 bagian
Akar ipeka                   0,5 bagian
Daun kumis kucing     0,5 bagian
Sekale kornutum         3 bagian
Daun sena                   4 bagian
Temulawak                  4 bagian
Derajat halus simplisia
Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut dipotong-potong dengan ukuran sesuai derajat halusnya (.mm) selain itu dapat juga untuk menentukan alat penyaringnya, dengan kain flannel atau kapas
Banyaknya air ekstra
Diperlukan penambahan air sebanyak :
1. Untuk simplisia segar : sejumlah infuse yang dibuat
2. Untuk simplisia ½ kering : sejumlah infuse yang dibuat + ( 1 x berat simplisia)
3. Untuk simplisia kering ; sejumlah infuse yang dibuat + ( 2 x berat simplisia)
Tujuannya adalah untuk melembabkan simplisia
Cara menyerkai
Umumnya infus diserkai selagi panas. Kecuali infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, infus condurango corteks dan infus daun sena diserkai setelah dingin.
Infus cundorango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan dingin.
Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut
Untuk asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga massa seperti bubur.
Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah terlebih dahulu.
Penambahan bahan bahan lain
Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia, dengan tujuan untuk memperbesar kelarutan zat berkhasiat dalam air.
Alat yang digunakan dalam pembuatan infus:
ü  Panci untuk merebus simplisia
ü  Penyaring dari kalin flanel atau kapas
ü  Alat pengaduk

ü  Botol untuk menyimpan hasil infusa

klasifikasi

Klasifikasi Tanaman Kina

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Rubiaceae
Genus : Chinchona
Spesies : Chinchona spp.

Deskripsi Tanaman Kina

1.    C. succirubra : Tanaman berupa pohon dengan tinggi hingga 17m, cabang berbentuk galah yang bersegi 4 pada ujungnya, mula-mula berbulu padat dan pendek kemudian agak gundul dan berwarna merah. 
Daun letaknya berhadapan dan berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11 – 12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah, daun penumpu sebagian berwarna merah, sangat lebar. 
Ukuran daun panjang 24 – 25cm, lebar 17 –19cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi lebar bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong.
2.    C. calisaya : Letak daun berhadapan, bentuk bundar sungsang lonjong, panjang 8 –15cm, lebar 3 – 6cm, permukaan bagian bawah berbulu halus seperti beludru terutama pada daun yang masih muda, panjang tangkai 1 – 1.5cm. 
Daun penumpu lebih panjang dari tangkai daun, bila sudah terbuka daun penumpu akan gugur. Bunga bentuk malai, berbulu halus, bunga mengumpul di setiap ujung perbungaan, kelopak bentuk tabung dan bergigi pada bagian atasnya. 
Bunga bentuk bintang, berbau wangi dengan ukuran panjang 9mm, helaian mahkota bunga bagian dalam berwarna merah menyala, berbulu rapat dan pendek, panjang benang sari setengan bagian tabung bunga. 
Buah berwarna kemerahan bila masak, bentuk seperti trelur panjang 4mm dan bersayap.
3.    C. ledgeriana : Tinggi pohon antara 4 – 10m, cabang bentuk segi empat, berbulu halus atau lokos. Daun elip sampai lanset, bagian pangkal lancip dan tirus, ujung daun lancip dan jorong, helaian tipis, berwarna ungu terang tetapi daun muda berwarna kemerahan, tangkai daun tidak berbulu, berwarna hijau atau kemerahan, panjang tangkai 3 – 6mm. 
Ukuran daun panjang 25.5 – 28.5cm, lebar 9 – 13cm, namun adakalanya panjang 7cm dan lebar 2cm. Daun penumpu bundar sampai lonjong panjang 17 – 32mm dan tidak berbulu. Mahkota bunga berwarna kuning agak putih dan berbau wangi, bentuk melengkung dengan ukuran panjang 8 – 12mm. Panjang malai 7 – 18 cm dan gagang segi empat sangat pendek dan berbulu rapat. 
Kelopak bunga bentuk limas sungsang 3 – 4mm, tabung tebal ditutupi bulu warna putih, tabung mahkota bunga bagian luarnya berbulu pendek tapi bagian dalamnya gundul dengan 5 sudut. 
Tangkai sari tidak ada. Buah lanset sampai bulat telur dengan ukuran panjang 8 – 12mm dan lebar 3 – 4mm. Biji lonjong sampai lanset panjang 4 – 5mm.

Mengenal pohon kina

Mengenal Ragam Kina dengan lebih dekat. Rita sudah sering mendengar orang saldt malaria diobati dengan pil kina. Dan kita pun tahu bahwa obat itu diambil dari kulit batang pohon kina. Tetapi bagaimana ujud pohonnya belum banyak yang tahu. ‘Zs endati nama kina sudah mendarah daging di masyarakat namun ia bukanlah tanaman aseli negara kita. Kampung halamannya ada di Amerika Selatan tepatnya Peru Bolivia Ekuador Ko lumbia dan Venezuela. Ia memang sudah lama di sini tepatnya sejak pada abad XIX. Bahkan saat ini kita sudah memiliki ketiga jenisnya. Ketiga macam pohon kina itu ialah Cinchoma succiru bra asal Ekuador.
Di Pulau Jawa ia tumbuh di daerah pegunungan setinggi 1.000 sampai 1.900 meter di atas muka laut. 2. Cinchona led geriana berasal dad Bolivia dan Peru. Di Pulau Jawa ia tumbuh di daerah pegunungan setinggi 8001.700 meter di atas muka laut. Cinchona calisaya asalnya dari Bolivia dan Peru juga dan ternpat tumbuhnya pun sama dengan suhu 1321 derajad celcius. Ciriciri pohon kina Tanaman kina dad jenis C. succirubra dapat mencapai ketinggian 17 meter. Sosok tanamannya berbentuk galah dan bersudut 4 pada ujungnya. Daunnya berbentuk elips atau bun dar berwarna hijau. Kelopak bunga berupa tabung bulat seperti bentuk gasing dan bergerigi. Bunganya cukup wangi dengan tangkai putik juga se perti galah. Buahnya bulat telur sampai gelondong. Kina jenis C. ledgeriana memi liki tanaman lebih pendek cuma 410 meter. Percabangannya bentuk segi empat dengan daun mirip C. succiruba. Daun mudanya berwarna keme rahan. Mahkota bunga kuning agak keputihan dan baunya sangat wangi dengan bentuk melengkung seperti menyanggul. Adapun buahnya berbentuk lanset sampai bulat telur dan berisi biji yang bentuknya pun lanset sampai lonjong. Ciri tanaman kina jenis C. calisaya pun tak jauh berbeda. Tanamannya dapat mencapai tinggi 10 meter.
Advertisement

dalam kesempatan yang baik ini kita akan apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ?

Kina Cinchona calisaya Bentuk daun bulat telur dan letaknya pada cabang berhadaphadapan Permukaan daun ini berbulu dan kalau diraba terasa seperti beludru terlebih pada daun muda. Bunganya berupa malai berambut pula seperti beludru. Buahnya berbentuk telur dan bila masak berubah wama menjadi kemerahan. Kandungan kina Tanaman kina sebagai obat dibuktikan pertama kali oleh suku Indian yang tinggal di Amerika Selatan. Ka la itu konon penggunaannya lebih banyak sebagai obat frustrasi karena si penderita tidak sembuhsembuh dari penyakit yang dideritanya. Cara penggunaannya pun masih awurawuran Tak jarang mereka meminum air rendaman batangba tang pohon kina yang sudah membusuk tanpa aturan. 98 Air rendaman batang/kulit kina yang rasanya kelewat pahit itu tanpa mereka sadari temyata membawa kesembuhan pada penyakit yang mere ka derita.
Sejak itu jadilah tanaman kina popular sebagai obat kendati waktu itu mereka tidak tahu obat untuk penyakit apa saja dan zat apa dari kina yang membuat penyakit sembuh. Rasa pahit yang berlebihan dari kulit pohon kina sebetulnya berasal dari kandungan alkaloidnya. Dan ketiga jenis kina di atas mengandung alkaloid in Cuma yang perlu diketahui kadar alkaloid dari masingmasing jenis kina itu berlainan. Sebagai gambaran. Cinchona succirubra mengandung alkaloid sampai 9 % sedangkan 1/5 2/5 bagian berupa kina sinkonina dan sinkonidina b. Cinchona ledgeriana men 1 dung alkaloid 610 % sedang bagian berupa kina sinkon dan sinkonidina c. Cinchona cahsaya mengand alkaloid 68 % sedanq seteng nya berupa kina.
Kina berkhasiat obat mem sudah tuntas dibahas. Dan i bebera kegunaannya yang dikenal keampi2 annya ialah meracuni organisma be sel satu seperti parasit malaria yan paling popular itu. Saat ini pil yan dibuat dari kina untuk penyakit laria ini telah banyak diperjualbeli kan. Selain itu di kalangan peramu jamu tradisional kulit kina juga dikenal dan dimanfaatkan untuk mencret dan mejan. Tepungnya yang juga diambil dari kulitnya sering pula dibuat salep. Di kalangan farmasi kulit kina Tanaznan kina dapat diperbanyak dengan dua cara lewat biji dan okulasi. Cara menanaznnya pun tak sulit asal lingkungan ?Inds tinggal cocok dengan keinginannya. Dahulu kina memang salah satu tanaman penghuni belantara. Tapi kini berkat kegunaannya ia sudah dibudidayakan. Tercatat misalnya Sri Langka Afrika India dan Indonesia sebagai negara penghasil utama tanaman kina di dunia. Menanam atau memperbanyak tanaman kina boleh dibilang urusan Kunci utamanya cuma satu lingkungan tempat ia ditanam harus ejuk ketinggian antara 8002.000 neter di atas muka laut. Karena setinggi tempat timbulnya semakin tebal kulitnya meskipun per tumbuhannya kian lambat. Lewat biji atau akulasi Kalau Anda ingin menanam kina ada dua cara yang bisa ditempuh yakni lewat okulasi atau biji. Perbanyakan lewat okulasi umumnya ditempuh untuk memperoleh pohon kina yang kadar alkaloidnya tinggi misalnya said antara kina jenis c. succicubra dengan kina jenis C. ledgeriana. Sebagai batang bawah dipakai kina C. succiru bra yang ditanam lewat biji. Kemudian kita tempeli dengan mata yang diambil dari kina C. led geriana.

Memang dalam kesempatan yang baik ini kita akan apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ? semoga dapat yang anda inginkan

Alasan pemilihan ini karena kina ledgeriana kurang tahan terhadap hama terutama jamur yang suka menyerang akar padahal kadar kinanya tinggi. Sedangkan kina succicubra agak tahan terhadap serbuan penyakit seperti ini tapi kadar kinanya rendah. Adapun cara okulasi ini sama dengan yang dilakukan pada naman umumnya Kalau perbanyakan dilakukan lewat biji maka biji itu harus disemaikan lebih dulu. Biji ini dipilih yang baik cukup umur dan sudah tua. Setelah bibit tersedia kita buat tempat persemaian. Tempat persemaian ini harus terbuka karena diperlukan banyak sinar. Kalau toh nanti dibuatkan naungan tujuannya tak lain untuk mencegah jatuhnya hujan yang berlebihan. Tempat penyemaian ini diolah seperti kita menyemai biji tanaman buah. Setelah dibuat guludan tanah nya diolah dan diberi pupuk kan dang. Usai itu biji kita semai dengan cara menyebarnya cukup merata lalu ditutup tipis dengan tanah. Siramlah pagi sore bila tidak turun hujan.
Umur 23 minggu di pesemaian biji mulai berkecambah. Perlakuan masih tetap yakni menyiangi dan menyiramnya pagi sore bila tak turun hujan. Tetapi memasuki usia bulan kelima atau keenam bibit setinggi 25 cm yang memiliki daun 3 sampai 5 pasang itu kita pindahkan ke dalam pot atau dibuat tempat pesemaian baru seperti pada pesemaian pertama. Cuma pada pesemaian tahap kedua ini kita taburi dulu dengan pupuk ZA 75 gr dan DS 25 gr tiaptiap meter persegi. Setelah itu benih dari persemaian pertama dipindah dengan jarak tanam 1015 cm. Pemindahan ke kebun baru dilakukan setelah bibit berumur 12 tahun (tinggi 3060 cm). Di kebun dibuatkan lubang seperti kita mau menanam cengkeh atau tanaman jeruk. Saat pemindahan sebaiknya persis pada musim penghujan guna mencegah kematian bibit. Nah di tempat baru ini kita tinggal menunggu hasilnya yakni tanaman yang tumbuh subur dan menghasilkan kulit kina yang berkhasiat itu. Panen kulit kina Memanen kulit kina ada tiga cara. Ketiga cara itu ialah 1. Dicabut.

Sepertinya kita sudah banyak paham tentang apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ? semoga dapat yang anda inginkan

Panen dengan cara ini dilakukan dengan mencabut tanamannya. Cara ini dilakukan pada tanaman kina yang ditanam dengan jarak rapat (1 meter). Biasanya cara ini dilakukan sambil menjarangkan tanaman. Tanaman yang dicabut dikupas ku lit batang dan akarnya. 2. Dipangkas. Cara pangkas ini dilakukan setelah tanaman berumur 67 tahun. Bagian yang dipangkas adalah batangnya persis di atas tanah. Dengan cara pangkas ini diharapkan akan tumbuh lagi tunas baru yang nantinya akan besar dan dapat dipanen kembali. Batang yang dipangkas lalu dikuliti termasuk juga cabangcabangnya. 3. Dikikis yakni cara memanen kulit kina dengan cara mengupas langsung pohon kina tanpa melukai kayunya. Cara ini biasanya dilakukan oleh mereka yang ingin panen secara bertahap.
Setelah panen Kulitkulit batang kina yang sudah terkumpul lalu dijemur di ternpat teduh. Gunanya mencegah hilangnya kadar alkaloidnya bila dijemur cliterik matahari. Dan jika mau kadar alkaloidnya lebih tinggi ia bisa dijemur dengan cara ditutup dengan lumut. Tetapi sekedar diketahui kadar alkaloid dari tanaman kina yang paling tinggi terdapat pada kulit akarnya. (Sardianto) yang mereka namai Cortex Chinae sudah banyak diperjualbelikan terlebih di toko rempahrempah. Bentuknya seperti pipa berwarna abuabu coklat dan wanginya khas. Kulit ini mengandung banyak zat berkhasiat dan dari zat ini oleh pihak farmasi banyak digunakan sebagai komponen untuk obatobat moderen. Oleh karena itu banyak untuk yang cliperoleh bila kita memiliki satu pohon said tanaman kina.

Manfaat kulit kina

Pohon kina adalah salah satu tumbuhan yang hidup di hutan dan sangat langkah. Tumbuhan ini dapat di peroleh di tempat-tempat / toko obat herbal yang sudah proses dalam bentuk ramuan atau kapsul. Perlunya pelestarian tumbuhan ini agar tidak mudah punah. Kulit kayu pohon kina bermanfaat untuk mengobati pengakit malaria, sebagian masyarakat belum tahu manfaat dari tumbuhan ini. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran hutan atau di dalam hutan, bisa memanfaatkan tumbuhan ini sebagai pengobatan pada penyakit malaria.
Tumbuhan kina baik untuk mencegah serangan serangga dan jamur. Bagi anda yang ingin memanfaatkan kulit kayu kina ini untuk kecantikan, anda bisa merebusnya dengan air lalu airnya diminum bermanfaat mencegah serangan jamur pada kulit. Salah satu uji klinis, ternyata pohon kina ini bermanfaat juga buat hewan, sebagai obat-obatan darurat untuk hewan langkah yang berada di cagar alam. Perlunya pemerintah melestarikan budi daya alam terutama hutan agar tidak ada lagi sembarangan penebangan pohon liar.
Pohon kina saat ini susah di peroleh di pasaran karena begitu langkahnya. Anda hanya bisa memperolehnya dalam bentuk pengobatan herbal. Begitu banyak negara-negara, seperti  Afrika, Amerika dan Eropa, mengelola tumbuhan kulit kayu pohon kina menjadi pengobatan herbal dan diperdagangkan ke seluruh dunia. Benua Asia pun mengelola tumbuhan ini menjadi pengobatan herbal dan di perdagangan ke seluruh dunia.
Bagi anda yang sudah mengetahui manfaat dan sudah mengetahui seluk beluk pohon kina ini jadi anda tidak perlu risau lagi tentang bagaimana mengobati penyakit malaria dan tidak musti berobat ke dokter, cukup anda memanfaatkan tumbuhan alam di sekitar anda sebagai salah satu pengobatan herbal. Untuk yang mengalami penyakit kulit karena serangan jamur, anda bisa mengolah kulit kayu pohon kina menjadi ramuan untuk diminum agar jamur tidak timbul lagi. Buat anak-anak anda yang mengalami serangan serangga atau gigitan serangan, anda bisa memberikan ramuan kulit kayu pohon kina bermanfaat menghilangkan bekas dan efek pada gigitan serangga.

Cara Panen

Panen kina merupakan kegiatan akhir dari teknis budidaya tanaman kina yang juga menentukan keberhasilan suatu rangakaian agribisnis tanaman kina. Pemanenan yang baik yang meliputi waktu dan cara panen akan menentukan kualitas hasil kina. Pengolahan pasca panen tanaman kina juga akan membantu menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas kina yang dihasilkan. 
1. Ciri dan Umur Panen
Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit batang, dahan, cabang dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum tebangan), dengan bagian yang terkecil yang diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih 1 cm. Ranting yang diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat (SQ) yang rendah, dan biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman yang siap panen untuk panen cara tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 dan 24 tahun dengan jumlah tanaman yang dicabut untuk masing-masing penjarangan adalah 12,5% dari total tanaman.
2. Cara Panen
1) Cara penebangan
Tanaman kina ditebang hati-hati dengan gergaji pada ketinggian 20-30 cm dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45 derajat. Batang kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter. Kulit kina dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen tebangan pertama disebut Stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas baru, dan dipelihara maksimum 4 tunas untuk dipanen berikutnya. Penen berikutnya disebut stumping 2 dst. Setelah 4 kali stumping tanaman dibongkar. Panen tebangan yang baik pada awal musim penghujan, hindari terik matahari.
2) Cara penjarangan
Dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam persentase yang telah direncanakan. Pemilihan tanaman yang akan dibongkar tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara rata-rata.
3. Periode Panen
Pemanenan biasanya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat dilakukan pemangkasan cabang dan ranting dan pemangkasan batang utama. Pemanenan dilakukan pada ranting/cabang yang telah memenuhi ukuran standar yaitu lebih dari 1cm (diameter). Pemanenan sebaiknya dilakukan saat musim kemarau pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengelola hasil panen secara langsung terutama masalah pengeringan. Untuk menghindari cemaran cendawan karena kadar air yang tinggi pada kulit batang maka sebaiknya setelah panen/pengulitan segera dilakukan pengeringan dengan jalan menjemur di bawah terik matahari.
4. Penyortiran Basah dan Pencucian
Batang yang akan diambil kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yang teduh. Cabang dan ranting dipotong tepat pada pertautan cabang dengan batang, Cabang atau ranting yang ukuran garis tengahnya di atas 1 cm dibersihkan dari ranting kecil dan daun-daun. Setelah itu batang tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40 - 50 cm untuk diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karenadikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
5. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan kulit batang dilakukan selama kira-kira 2 - 3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering, pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit batang harus dibolak-balik kirakira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi bahan tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan yang bisa
mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50°C - 60°C. Kulit batang yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan alasi dengan kertas koran dan pastikan bahwa tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah yang dihasilkan.
6. Penyortiran Kering.
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang dikeringkan dengan memisahkannya dari benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
7. Pengemasan
Setelah bersih, bahan yang kering dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
8. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30°C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.