CINCHONAE CORTEX (FI)
Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : Bau khas terutama dari kulit
dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan : Cinchonae extractum
Perbedaan :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Tanaman Obat
Sabtu, 31 Oktober 2015
Jenis kina
Jenis Dan Manfaat Tanaman Obat Kina ( Chinchona Spp. )
Dari sekian banyaknya spesies kina
di Indonesia, hanya 2 spesies yang penting yaitu C. succirubra Pavon (kina
succi) yang dipakai sebagai batang bawah dan C. ledgriana (kina ledger) sebagai
bahan tanaman batang atas..Klon-klon unggul yang dianjurkan adalah antara lain:
Cib 6, KP 105, KP 473, KP 484dan QRC. C. calisaya Wedd. (kina kalisaya) juga
banyak dikenal dan ditanam oleh masyarakat.
Manfaat Kina
Kulit kina banyak mengandung
alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua
alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk penyakit malaria dan kinidine
untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah
untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.
Sediaan farmasi kulit kina
Infusa
Infusa (infus)
Adalah sediaan cair yang
dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90•c selama 15 menit.
Cara pembuatan
Dengan
cara perebusan. Dipanaskan di atas penangas aie selama 15 menit dengan suhu 90•c. Sesekali diaduk. Lalu diperas menggunakan
kain flanel selagi panas. Tambahkan air panas secukupnya.
Hal hal yang harus
diperhatikan untuk membuat sediaan infus :
ü Jumlah simplisia
ü Derajat halus
simplisia
ü Banyaknya air ekstra
ü Cara menyerkai
ü Penanbahan bahan
bahan lain ditunjukan untuk menambah kelarutann menambah kestabilan dan untuk
menghilangkan zat zat yang menyebabkan efek lain.
Jumlah simplisia
Kecuali
dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat
sengan menggunakan 10% simlisia.
Untuk
pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah simplisia seperti
tertera:
Kulit
kina 6 bagian
Daun
digitalis 0,5 bagian
Akar
ipeka 0,5 bagian
Daun
kumis kucing 0,5 bagian
Sekale
kornutum 3 bagian
Daun
sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian
Derajat halus simplisia
Derajat
halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut dipotong-potong
dengan ukuran sesuai derajat halusnya (….mm) selain itu dapat juga untuk menentukan alat penyaringnya,
dengan kain flannel atau kapas
Banyaknya air ekstra
Diperlukan
penambahan air sebanyak :
1.
Untuk simplisia segar : sejumlah infuse yang dibuat
2.
Untuk simplisia ½ kering : sejumlah
infuse yang dibuat + ( 1 x berat simplisia)
3.
Untuk simplisia kering ; sejumlah infuse yang dibuat + ( 2 x berat simplisia)
Tujuannya
adalah untuk melembabkan simplisia
Cara menyerkai
Umumnya
infus diserkai selagi panas. Kecuali infus simplisia yang mengandung minyak
atsiri, infus condurango corteks dan infus daun sena diserkai setelah dingin.
Infus
cundorango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan
dingin.
Infus
daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung zat
yang dapat menyebabkan sakit perut
Untuk
asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga
massa seperti bubur.
Infus
daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir
tidak boleh diperas.
Untuk
buah adas manis dan buah adas harus dipecah terlebih dahulu.
Penambahan bahan
bahan lain
Pada
pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan
berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia, dengan
tujuan untuk memperbesar kelarutan zat berkhasiat dalam air.
Alat yang digunakan
dalam pembuatan infus:
ü Panci untuk merebus
simplisia
ü Penyaring dari kalin
flanel atau kapas
ü Alat pengaduk
ü Botol untuk menyimpan hasil infusa
klasifikasi
Klasifikasi Tanaman Kina
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Rubiaceae
Genus : Chinchona
Spesies : Chinchona spp.
Deskripsi Tanaman Kina
1. C. succirubra : Tanaman berupa pohon dengan
tinggi hingga 17m, cabang berbentuk galah yang bersegi 4 pada ujungnya,
mula-mula berbulu padat dan pendek kemudian agak gundul dan berwarna merah.
Daun letaknya berhadapan dan berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau
bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang
daun terdiri dari 11 – 12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah, daun penumpu
sebagian berwarna merah, sangat lebar.
Ukuran daun panjang 24 – 25cm, lebar 17
–19cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi lebar
bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong.
2. C. calisaya : Letak daun berhadapan, bentuk
bundar sungsang lonjong, panjang 8 –15cm, lebar 3 – 6cm, permukaan bagian bawah
berbulu halus seperti beludru terutama pada daun yang masih muda, panjang
tangkai 1 – 1.5cm.
Daun penumpu lebih panjang dari tangkai daun, bila sudah
terbuka daun penumpu akan gugur. Bunga bentuk malai, berbulu halus, bunga
mengumpul di setiap ujung perbungaan, kelopak bentuk tabung dan bergigi pada
bagian atasnya.
Bunga bentuk bintang, berbau wangi dengan ukuran panjang 9mm,
helaian mahkota bunga bagian dalam berwarna merah menyala, berbulu rapat dan
pendek, panjang benang sari setengan bagian tabung bunga.
Buah berwarna
kemerahan bila masak, bentuk seperti trelur panjang 4mm dan bersayap.
3. C. ledgeriana : Tinggi pohon antara 4 – 10m,
cabang bentuk segi empat, berbulu halus atau lokos. Daun elip sampai lanset,
bagian pangkal lancip dan tirus, ujung daun lancip dan jorong, helaian tipis,
berwarna ungu terang tetapi daun muda berwarna kemerahan, tangkai daun tidak
berbulu, berwarna hijau atau kemerahan, panjang tangkai 3 – 6mm.
Ukuran daun
panjang 25.5 – 28.5cm, lebar 9 – 13cm, namun adakalanya panjang 7cm dan lebar
2cm. Daun penumpu bundar sampai lonjong panjang 17 – 32mm dan tidak berbulu.
Mahkota bunga berwarna kuning agak putih dan berbau wangi, bentuk melengkung
dengan ukuran panjang 8 – 12mm. Panjang malai 7 – 18 cm dan gagang segi empat
sangat pendek dan berbulu rapat.
Kelopak bunga bentuk limas sungsang 3 – 4mm,
tabung tebal ditutupi bulu warna putih, tabung mahkota bunga bagian luarnya
berbulu pendek tapi bagian dalamnya gundul dengan 5 sudut.
Tangkai sari tidak
ada. Buah lanset sampai bulat telur dengan ukuran panjang 8 – 12mm dan lebar 3
– 4mm. Biji lonjong sampai lanset panjang 4 – 5mm.
Mengenal pohon kina
Mengenal Ragam Kina dengan lebih dekat.
Rita sudah sering mendengar orang saldt malaria diobati dengan pil kina.
Dan kita pun tahu bahwa obat itu diambil dari kulit batang pohon kina.
Tetapi bagaimana ujud pohonnya belum banyak yang tahu. ‘Zs endati nama
kina sudah mendarah daging di masyarakat namun ia bukanlah tanaman aseli
negara kita. Kampung halamannya ada di Amerika Selatan tepatnya Peru
Bolivia Ekuador Ko lumbia dan Venezuela. Ia memang sudah lama di sini
tepatnya sejak pada abad XIX. Bahkan saat ini kita sudah memiliki ketiga
jenisnya. Ketiga macam pohon kina itu ialah Cinchoma succiru bra asal
Ekuador.
Di Pulau Jawa ia tumbuh di daerah
pegunungan setinggi 1.000 sampai 1.900 meter di atas muka laut. 2.
Cinchona led geriana berasal dad Bolivia dan Peru. Di Pulau Jawa ia
tumbuh di daerah pegunungan setinggi 8001.700 meter di atas muka laut.
Cinchona calisaya asalnya dari Bolivia dan Peru juga dan ternpat
tumbuhnya pun sama dengan suhu 1321 derajad celcius. Ciriciri pohon kina
Tanaman kina dad jenis C. succirubra dapat mencapai ketinggian 17
meter. Sosok tanamannya berbentuk galah dan bersudut 4 pada ujungnya.
Daunnya berbentuk elips atau bun dar berwarna hijau. Kelopak bunga
berupa tabung bulat seperti bentuk gasing dan bergerigi. Bunganya cukup
wangi dengan tangkai putik juga se perti galah. Buahnya bulat telur
sampai gelondong. Kina jenis C. ledgeriana memi liki tanaman lebih
pendek cuma 410 meter. Percabangannya bentuk segi empat dengan daun
mirip C. succiruba. Daun mudanya berwarna keme rahan. Mahkota bunga
kuning agak keputihan dan baunya sangat wangi dengan bentuk melengkung
seperti menyanggul. Adapun buahnya berbentuk lanset sampai bulat telur
dan berisi biji yang bentuknya pun lanset sampai lonjong. Ciri tanaman
kina jenis C. calisaya pun tak jauh berbeda. Tanamannya dapat mencapai
tinggi 10 meter.
Advertisement
dalam kesempatan yang baik ini kita akan apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ?
Kina Cinchona calisaya Bentuk daun bulat
telur dan letaknya pada cabang berhadaphadapan Permukaan daun ini
berbulu dan kalau diraba terasa seperti beludru terlebih pada daun muda.
Bunganya berupa malai berambut pula seperti beludru. Buahnya berbentuk
telur dan bila masak berubah wama menjadi kemerahan. Kandungan kina
Tanaman kina sebagai obat dibuktikan pertama kali oleh suku Indian yang
tinggal di Amerika Selatan. Ka la itu konon penggunaannya lebih banyak
sebagai obat frustrasi karena si penderita tidak sembuhsembuh dari
penyakit yang dideritanya. Cara penggunaannya pun masih awurawuran Tak
jarang mereka meminum air rendaman batangba tang pohon kina yang sudah
membusuk tanpa aturan. 98 Air rendaman batang/kulit kina yang rasanya
kelewat pahit itu tanpa mereka sadari temyata membawa kesembuhan pada
penyakit yang mere ka derita.
Sejak itu jadilah tanaman kina popular
sebagai obat kendati waktu itu mereka tidak tahu obat untuk penyakit apa
saja dan zat apa dari kina yang membuat penyakit sembuh. Rasa pahit
yang berlebihan dari kulit pohon kina sebetulnya berasal dari kandungan
alkaloidnya. Dan ketiga jenis kina di atas mengandung alkaloid in Cuma
yang perlu diketahui kadar alkaloid dari masingmasing jenis kina itu
berlainan. Sebagai gambaran. Cinchona succirubra mengandung alkaloid
sampai 9 % sedangkan 1/5 2/5 bagian berupa kina sinkonina dan
sinkonidina b. Cinchona ledgeriana men 1 dung alkaloid 610 % sedang
bagian berupa kina sinkon dan sinkonidina c. Cinchona cahsaya mengand
alkaloid 68 % sedanq seteng nya berupa kina.
Kina berkhasiat obat mem sudah tuntas
dibahas. Dan i bebera kegunaannya yang dikenal keampi2 annya ialah
meracuni organisma be sel satu seperti parasit malaria yan paling
popular itu. Saat ini pil yan dibuat dari kina untuk penyakit laria ini
telah banyak diperjualbeli kan. Selain itu di kalangan peramu jamu
tradisional kulit kina juga dikenal dan dimanfaatkan untuk mencret dan
mejan. Tepungnya yang juga diambil dari kulitnya sering pula dibuat
salep. Di kalangan farmasi kulit kina Tanaznan kina dapat diperbanyak
dengan dua cara lewat biji dan okulasi. Cara menanaznnya pun tak sulit
asal lingkungan ?Inds tinggal cocok dengan keinginannya. Dahulu kina
memang salah satu tanaman penghuni belantara. Tapi kini berkat
kegunaannya ia sudah dibudidayakan. Tercatat misalnya Sri Langka Afrika
India dan Indonesia sebagai negara penghasil utama tanaman kina di
dunia. Menanam atau memperbanyak tanaman kina boleh dibilang urusan
Kunci utamanya cuma satu lingkungan tempat ia ditanam harus ejuk
ketinggian antara 8002.000 neter di atas muka laut. Karena setinggi
tempat timbulnya semakin tebal kulitnya meskipun per tumbuhannya kian
lambat. Lewat biji atau akulasi Kalau Anda ingin menanam kina ada dua
cara yang bisa ditempuh yakni lewat okulasi atau biji. Perbanyakan lewat
okulasi umumnya ditempuh untuk memperoleh pohon kina yang kadar
alkaloidnya tinggi misalnya said antara kina jenis c. succicubra dengan
kina jenis C. ledgeriana. Sebagai batang bawah dipakai kina C. succiru
bra yang ditanam lewat biji. Kemudian kita tempeli dengan mata yang
diambil dari kina C. led geriana.
Memang dalam kesempatan yang baik ini kita akan apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ? semoga dapat yang anda inginkan
Alasan pemilihan ini karena kina
ledgeriana kurang tahan terhadap hama terutama jamur yang suka menyerang
akar padahal kadar kinanya tinggi. Sedangkan kina succicubra agak tahan
terhadap serbuan penyakit seperti ini tapi kadar kinanya rendah. Adapun
cara okulasi ini sama dengan yang dilakukan pada naman umumnya Kalau
perbanyakan dilakukan lewat biji maka biji itu harus disemaikan lebih
dulu. Biji ini dipilih yang baik cukup umur dan sudah tua. Setelah bibit
tersedia kita buat tempat persemaian. Tempat persemaian ini harus
terbuka karena diperlukan banyak sinar. Kalau toh nanti dibuatkan
naungan tujuannya tak lain untuk mencegah jatuhnya hujan yang
berlebihan. Tempat penyemaian ini diolah seperti kita menyemai biji
tanaman buah. Setelah dibuat guludan tanah nya diolah dan diberi pupuk
kan dang. Usai itu biji kita semai dengan cara menyebarnya cukup merata
lalu ditutup tipis dengan tanah. Siramlah pagi sore bila tidak turun
hujan.
Umur 23 minggu di pesemaian biji mulai
berkecambah. Perlakuan masih tetap yakni menyiangi dan menyiramnya pagi
sore bila tak turun hujan. Tetapi memasuki usia bulan kelima atau keenam
bibit setinggi 25 cm yang memiliki daun 3 sampai 5 pasang itu kita
pindahkan ke dalam pot atau dibuat tempat pesemaian baru seperti pada
pesemaian pertama. Cuma pada pesemaian tahap kedua ini kita taburi dulu
dengan pupuk ZA 75 gr dan DS 25 gr tiaptiap meter persegi. Setelah itu
benih dari persemaian pertama dipindah dengan jarak tanam 1015 cm.
Pemindahan ke kebun baru dilakukan setelah bibit berumur 12 tahun
(tinggi 3060 cm). Di kebun dibuatkan lubang seperti kita mau menanam
cengkeh atau tanaman jeruk. Saat pemindahan sebaiknya persis pada musim
penghujan guna mencegah kematian bibit. Nah di tempat baru ini kita
tinggal menunggu hasilnya yakni tanaman yang tumbuh subur dan
menghasilkan kulit kina yang berkhasiat itu. Panen kulit kina Memanen
kulit kina ada tiga cara. Ketiga cara itu ialah 1. Dicabut.
Sepertinya kita sudah banyak paham tentang apa itu Kina ? dan Bagaimana ia tumbuh ? semoga dapat yang anda inginkan
Panen dengan cara ini dilakukan dengan
mencabut tanamannya. Cara ini dilakukan pada tanaman kina yang ditanam
dengan jarak rapat (1 meter). Biasanya cara ini dilakukan sambil
menjarangkan tanaman. Tanaman yang dicabut dikupas ku lit batang dan
akarnya. 2. Dipangkas. Cara pangkas ini dilakukan setelah tanaman
berumur 67 tahun. Bagian yang dipangkas adalah batangnya persis di atas
tanah. Dengan cara pangkas ini diharapkan akan tumbuh lagi tunas baru
yang nantinya akan besar dan dapat dipanen kembali. Batang yang
dipangkas lalu dikuliti termasuk juga cabangcabangnya. 3. Dikikis yakni
cara memanen kulit kina dengan cara mengupas langsung pohon kina tanpa
melukai kayunya. Cara ini biasanya dilakukan oleh mereka yang ingin
panen secara bertahap.
Setelah panen Kulitkulit batang kina
yang sudah terkumpul lalu dijemur di ternpat teduh. Gunanya mencegah
hilangnya kadar alkaloidnya bila dijemur cliterik matahari. Dan jika mau
kadar alkaloidnya lebih tinggi ia bisa dijemur dengan cara ditutup
dengan lumut. Tetapi sekedar diketahui kadar alkaloid dari tanaman kina
yang paling tinggi terdapat pada kulit akarnya. (Sardianto) yang mereka
namai Cortex Chinae sudah banyak diperjualbelikan terlebih di toko
rempahrempah. Bentuknya seperti pipa berwarna abuabu coklat dan wanginya
khas. Kulit ini mengandung banyak zat berkhasiat dan dari zat ini oleh
pihak farmasi banyak digunakan sebagai komponen untuk obatobat moderen.
Oleh karena itu banyak untuk yang cliperoleh bila kita memiliki satu
pohon said tanaman kina.
Manfaat kulit kina
Pohon kina adalah salah satu tumbuhan
yang hidup di hutan dan sangat langkah. Tumbuhan ini dapat di peroleh di
tempat-tempat / toko obat herbal yang sudah proses dalam bentuk ramuan
atau kapsul. Perlunya pelestarian tumbuhan ini agar tidak mudah punah.
Kulit kayu pohon kina bermanfaat untuk mengobati pengakit malaria,
sebagian masyarakat belum tahu manfaat dari tumbuhan ini. Bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran hutan atau di dalam
hutan, bisa memanfaatkan tumbuhan ini sebagai pengobatan pada penyakit
malaria.
Tumbuhan kina baik untuk mencegah serangan serangga dan jamur.
Bagi anda yang ingin memanfaatkan kulit kayu kina ini untuk kecantikan,
anda bisa merebusnya dengan air lalu airnya diminum bermanfaat mencegah
serangan jamur pada kulit. Salah satu uji klinis, ternyata pohon kina
ini bermanfaat juga buat hewan, sebagai obat-obatan darurat untuk hewan
langkah yang berada di cagar alam. Perlunya pemerintah melestarikan budi
daya alam terutama hutan agar tidak ada lagi sembarangan penebangan
pohon liar.
Pohon kina saat ini susah di peroleh di
pasaran karena begitu langkahnya. Anda hanya bisa memperolehnya dalam
bentuk pengobatan herbal. Begitu banyak negara-negara, seperti Afrika,
Amerika dan Eropa, mengelola tumbuhan kulit kayu pohon kina menjadi
pengobatan herbal dan diperdagangkan ke seluruh dunia. Benua Asia pun
mengelola tumbuhan ini menjadi pengobatan herbal dan di perdagangan ke
seluruh dunia.
Bagi anda yang sudah mengetahui manfaat
dan sudah mengetahui seluk beluk pohon kina ini jadi anda tidak perlu
risau lagi tentang bagaimana mengobati penyakit malaria dan tidak musti
berobat ke dokter, cukup anda memanfaatkan tumbuhan alam di sekitar anda
sebagai salah satu pengobatan herbal. Untuk yang mengalami penyakit
kulit karena serangan jamur, anda bisa mengolah kulit kayu pohon kina
menjadi ramuan untuk diminum agar jamur tidak timbul lagi. Buat
anak-anak anda yang mengalami serangan serangga atau gigitan serangan,
anda bisa memberikan ramuan kulit kayu pohon kina bermanfaat
menghilangkan bekas dan efek pada gigitan serangga.
Cara Panen
Panen kina merupakan kegiatan akhir dari teknis budidaya tanaman kina
yang juga menentukan keberhasilan suatu rangakaian agribisnis tanaman
kina. Pemanenan yang baik yang meliputi waktu dan cara panen akan
menentukan kualitas hasil kina. Pengolahan pasca panen tanaman kina juga
akan membantu menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas kina yang
dihasilkan.
1. Ciri dan Umur Panen
Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit
batang, dahan, cabang dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat
tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum tebangan), dengan bagian yang
terkecil yang diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih 1 cm.
Ranting yang diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat
(SQ) yang rendah, dan biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman
yang siap panen untuk panen cara tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk
panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 dan 24 tahun dengan
jumlah tanaman yang dicabut untuk masing-masing penjarangan adalah
12,5% dari total tanaman.
2. Cara Panen
1) Cara penebangan
Tanaman kina ditebang hati-hati dengan gergaji pada ketinggian 20-30 cm
dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45 derajat. Batang
kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter. Kulit kina
dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen tebangan pertama
disebut Stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas baru,
dan dipelihara maksimum 4 tunas untuk dipanen berikutnya. Penen
berikutnya disebut stumping 2 dst. Setelah 4 kali stumping tanaman
dibongkar. Panen tebangan yang baik pada awal musim penghujan, hindari
terik matahari.
2) Cara penjarangan
Dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam persentase
yang telah direncanakan. Pemilihan tanaman yang akan dibongkar
tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan
dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara
rata-rata.
3. Periode Panen
Pemanenan biasanya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat dilakukan
pemangkasan cabang dan ranting dan pemangkasan batang utama. Pemanenan
dilakukan pada ranting/cabang yang telah memenuhi ukuran standar yaitu
lebih dari 1cm (diameter). Pemanenan sebaiknya dilakukan saat musim
kemarau pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengelola hasil
panen secara langsung terutama masalah pengeringan. Untuk menghindari
cemaran cendawan karena kadar air yang tinggi pada kulit batang maka
sebaiknya setelah panen/pengulitan segera dilakukan pengeringan dengan
jalan menjemur di bawah terik matahari.
4. Penyortiran Basah dan Pencucian
Batang yang akan diambil kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yang
teduh. Cabang dan ranting dipotong tepat pada pertautan cabang dengan
batang, Cabang atau ranting yang ukuran garis tengahnya di atas 1 cm
dibersihkan dari ranting kecil dan daun-daun. Setelah itu batang
tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40 - 50 cm untuk
diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air
bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan
sekali atau dua kali lagi Hindari pencucian yang terlalu lama agar
kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam
air. Pemakaian air sungai harus dihindari karenadikhawatirkan telah
tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah
pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar
sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan
dalam wadah plastik/ember.
5. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari
atau alat pemanas/oven. Pengeringan kulit batang dilakukan selama
kira-kira 2 - 3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering,
pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit batang
harus dibolak-balik kirakira setiap 4 jam sekali agar pengeringan
merata. Lindungi bahan tersebut dari air, udara yang lembab dan dari
bahan-bahan yang bisa
mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50°C -
60°C. Kulit batang yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven dan
alasi dengan kertas koran dan pastikan bahwa tidak saling menumpuk.
Setelah pengeringan, timbang jumlah yang dihasilkan.
6. Penyortiran Kering.
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang dikeringkan dengan
memisahkannya dari benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang
jumlah bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
7. Pengemasan
Setelah bersih, bahan yang kering dikumpulkan dalam wadah yang bersih
dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat berupa kantong
plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang
menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode
produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
8. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi
30°C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor,
terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan
yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar
matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
Langganan:
Postingan (Atom)